Usia 20-an adalah masa krusial bagi kehidupan seseorang. Di umur
tersebut banyak keputusan penting datang, banyak perubahan yang terjadi
dalam kehidupan. Usia 20-an memberikan banyak kejutan yang selama ini
kita sangka tidak akan pernah datang.
Kedewasaan memang membawa banyak perubahan. Apa saja sih yang biasanya terjadi dan merubah hidup seseorang pada usia 20-an?
Tugas akhir sebagai mahasiswa ini jadi hal yang sering membawa
perubahan bagi kehidupan seseorang. Tanpa disadari, skripsi
akan mengubah cara pandangmu terhadap hidup. Di titik inilah kamu akan
diuji secara akademis, setelah 4 tahun belajar di bangku kuliah.
Kamu akan mencari hal apa yang paling kamu senangi, mendalami pemahanmu terhadap hal tersebut, mempertahankan pendapatmu di hadapan dosen pembimbing dan penguji.
Dalam proses pengerjaan skripsi kamu akan tahu arti kerja keras dan keuletan. Tidak jarang pekerjaanmu kelak juga akan berhubungan dengan tema skripsi yang kamu tulis.
Teman yang selama ini menemani perjuangan selama kuliah lulus duluan
dan pindah dari kota tempat kampus kalian berada. Entah karena merantau
untuk bekerja atau pulang kampung, kehilangan teman seperjuangan jadi
hal yang sering terjadi di usia 20-an. Nggak ada lagi partner in crime dalam berbagai hal.
Walau biasanya main sama-sama, akhirnya kamu sadar bahwa kamu dan dia punya impian masing-masing yang harus dikejar. Dengan berpisah secara fisik kamu juga akan memahami bahwa ikatan pertemanan tidak akan selesai hanya karena tidak lagi satu kota. Walaupun jauh, kalian akan tetap jadi tiang penopang bagi sahabat yang membutuhkan dukungan.
Wisuda, jadi momen yang ditunggu bagi seluruh anak usia 20-an. Di
momen tersebut kewajibanmu sebagai anak sudah tuntas. Menyelesaikan
pendidikan strata sarjana jadi tanda bahwa tanggung jawab orang tua ke
kamu sudah selesai. Sekarang terserah padamu bagaimana hendak
melanjutkan hidup.
Di hari kelulusan kamu akan sadar bahwa kebahagiaan orang tua ternyata hanya terletak pada kesuksesanmu. Kamu hanya harus berusaha sebaik mungkin dalam tiap sisi kehidupan agar bisa membanggakan mereka. Selama kamu sukses dan berjalan lurus, mereka tidak akan ribut menuntutmu apa-apa.
Setelah momen ini pula kamu akan menghadapi kenyataan hidup yang sesungguhnya.
Ikutan job-fair di berbagai kota, ikut milis career centre,
sampai melototin koran untuk cari lowongan pekerjaan jadi kegiatan
wajib pasca lulus. Saat mencari pekerjaan macam ini hidupmu seperti
punya tombol reset, dimana semuanya seakan dimulai dari nol.
Pencapaianmu semasa kuliah rasanya sudah jauh tertinggal di belakang. Kamu harus membangun kepercayaan diri baru untuk bersaing dengan pencari kerja lain. Ditengah kesibukan membuat lamaran dan CV yang representatif, kamu akan menggali ulang seluruh kemampuan yang selama ini dimiliki tapi belum ditunjukkan dengan maksimal.
Masa-masa mencari kerja berarti jadi pengangguran untuk sementara
waktu. Kalau biasanya kamu sibuk dengan berbagai agenda kampus, kini
kamu cuma duduk diam aja di rumah sambil menunggu panggilan. Masa-masa
ini bisa jadi momen yang menimbulkan stres, terutama buat kamu yang
sudah terbiasa sibuk.
Di titik ini kamu akan belajar bahwa kamu bukanlah apa-apa. Kemampuanmu belum seberapa dibanding orang lain diluar sana yang juga sedang mencari pekerjaan. Kamu akan merasakan pahitnya ditolak perusahaan impian, gagal di tes pertama MNC yang kamu idamkan – kamu akan mempertanyakan kemampuanmu sendiri.
Saat kamu merutuki nasib dan berharap dapat pekerjaan apa saja agar tidak menganggur itulah kamu diuji sebagai manusia dewasa, sampai sejauh mana kamu berkemauan memperjuangkan hidup?
Sedari kuliah kamu sudah berkeinginan untuk tidak bekerja di
perusahaan tambang yang mengeruk kekayaan alam Indonesia. Tapi pada
kenyataannya, pekerjaan di pertambangan-lah yang bisa memenuhi gaya
hidup yang kamu inginkan. Pada akhirnya, kamu mengalah dan mengambil
pekerjaan tersebut.
Di usia 20-an akan banyak pelajaran hidup yang kamu dapatkan soal idealisme dan kenyataan. Kamu akan belajar berdamai dengan diri sendiri, saat idealisme yang selama ini kamu yakini tidak bisa diterapkan di kehidupan nyata. Kamu akan mengerti bahwa orang yang tidak bisa mengikuti idealismenya bukan berarti munafik.
Mereka yang terpaksa meninggalkan idealismenya bisa jadi sedang menghadapi ujian terberat dalam kehidupan mereka. Dan tidak sepantasnya kamu menghakimi.
Hooooray! Setelah babak belur ditolak berbagai perusahaan akhirnya
kamu mendarat di pekerjaan pertamamu. Kehidupanmu sebagai orang dewasa
baru akan segera dimulai. Ada beberapa yang beruntung dan langsung jatuh
hati pada pekerjaannya. Merasa pekerjaan pertama yang didapatkan sangat
sesuai dengan passion.
Namun ada juga yang terbengong-bengong karena ternyata dunia kerja tidak seindah yang dibayangkan. Pekerjaan yang kamu dapatkan ternyata tidak menantang, kamu hanya duduk di depan komputer sepanjang waktu untuk mengerjakan tugas administratif. Hatimu berontak, kamu merasa hidup harus dijalani lebih dari sekedar kena macet-sibuk-menua-lalu mati.
Untuk beberapa waktu kamu akan menangguhkan diri untuk menjalani pekerjaan yang tidak sesuai hati nurani, sebelum mengatur strategi untuk mencari yang lebih pas di hati. Atau bagi kamu yang sudah mendapatkan pekerjaan yang cocok, hari-harimu akan dipenuhi upaya untuk terus memberikan yang terbaik.
Selepas dapat pekerjaan banyak anak muda usia 20-an memutuskan keluar
rumah, mulai membangun kehidupan mereka sendiri. Banyak yang memilih
tinggal di kos, menyewa apartemen atau bahkan mengontrak rumah. Tinggal
bersama orang tua sudah bukan lagi jadi pilihan yang dirasa nyaman.
Bukan cuma kebebasan dari segala aturan rumah yang dicari. Dorongan untuk mulai belajar hidup sendiri sudah terlalu kuat untuk diabaikan. Kamu akan mulai menyesuaikan gaya hidupmu dengan pendapatanmu, berusaha mengatur uang sedemikian rupa sehingga kamu bisa bertahan sampai akhir bulan.
Kamu mulai belajar hidup diatas kakimu sendiri, tanpa sokongan finansial dari orang tua yang mencintaimu.
Tidak hanya dalam pekerjaan dan pola pikir, perubahan juga akan terjadi dalam hubungan romantismu. Kamu – yang dulunya selalu berpikir pacaran itu dijalanin aja – mulai menimbang apakah pasanganmu sekarang memang bisa diajak punya masa depan bersama.
Hubungan romantis yang cuma buat senang-senang aja tiba-tiba tidak lagi relevan dimatamu. Kamu akhirnya sadar kalau yang kamu butuhkan cuma partner untuk membangun hidup bersama.
Kamu akhirnya sadar, kalau metabolisme tubuhmu tidak akan selamanya
seprima sekarang. Makan 8 potong pizza harus dibayar dengan jogging 45
menit. Makanan cepat saji sudah tidak lagi membuatmu tergiur. Kamu tahu
tubuhmu layak dihargai dengan makanan sehat.
Sepatu lari, iuran keanggotaan gym sampai gabung di klub pilates dan martial arts jadi pengeluaran yang wajar untukmu. Beli gadget baru bisa menunggu, tapi kesehatan harus tetap jadi nomor satu.
Sekarang uang tidak lagi secara ajaib muncul di rekeningmu karena
transferan orang tua. Kamulah yang paling tahu kondisi keuanganmu. Tidak
ada lagi orang yang bisa kamu mintai bantuan kalau kehabisan uang di
tanggal 18. Kelangsungan hidupmu ada di tanganmu sendiri.
Demi tercukupinya kebutuhan, kamu akan menyesuaikan gaya hidup dengan penghasilanmu. Kamu mulai berhitung dengan cermat berapa pengeluaranmu untuk makan, kos dan kebutuhan domestik bulanan. Kalau ada sisa baru deh bisa digunakan untuk kebutuhan tersier.
Investasi juga mulai jadi kebutuhan yang masuk ke prioritasmu. Kamu mulai mempertimbangkan, “Ikut reksadana, investasi valas atau saham ya?”. Jika mau tahu investasi apa yang cocok buat anak muda baca “10 Cara Biar Kamu Bisa Kaya Di Usia Muda”.
Akhirnya kamu sadar bahwa uang itu tidak dipetik dari pohon. Butuh
kerja keras dan kemampuan untuk bisa mendapatkannya. Ditengah jam
kerjamu yang panjang, sering lembur, gaji juga biasa-biasa aja kamu akan
bersyukur sudah bisa punya kehidupan yang nyaman.
Pengalaman kerja selama ini membuatmu jadi pribadi yang lebih bijak mengatur uang. Kalau untuk mendapatkannya kamu perlu berdarah-darah, sepatutnya uang yang kamu hasilkan digunakan untuk hal yang lebih berharga dari sekedar hura-hura kan?
Kamu bahkan bingung, “Kenapa dulu pas SMA ngotot banget ya minta dibeliin tas merk Gadispeluncur padahal mahal?”. Rasa
gengsi karena bisa punya barang mahal dan dianggap “berkelas” sudah
tidak lagi kamu rasakan. Bahkan, kamu merasa bersalah karena dulu minta
macam-macam ke orang tua.
Di usia ini kamu akhirnya sadar bahwa bisa hidup berkecukupan sudah pantas disyukuri. Kamu tidak lagi perlu mempertontonkan kekayaanmu, justru kamu ingin belajar untuk hidup bersahaja dan memberikan banyak kemanfaatan bagi sesama.
Usia 20-an sering jadi masa dimana seseorang benar-benar fokus untuk
menemukan apa yang paling diinginkan dalam hidup. Jika sebelumnya akhir
pekan hanya diisi dengan jalan-jalan ke mall dan nonton, sekarang justru
kamu akan ikut berbagai kegiatan yang sesuai hobimu.
Mungkin kamu ikut kumpul-kumpul penulis, bergabung di klub fotografi, atau join di komunitas penyuka kartu pos atau bahkan ambil S2. Kamu sadar bahwa inilah waktunya menemukan dirimu yang sesungguhnya. Saat kamu sudah punya penghasilan sendiri dan tanggung jawab pendidikan sudah selesai, maka kamu benar-benar bisa mengeksplor keinginanmu yang belum terwujud.
Tidak sedikit orang yang mengalami patah hati parah di usia 20-an.
Putus cinta di usia ini memang paling menyakitkan. Bagaimana tidak, saat
seharusnya kamu sudah memasuki hubungan yang berorientasi serius – eeh malah kandas.
Sakitnya patah hati akan membuatmu memandang hubungan romatis dengan pahit. Kamu memilih untuk meredam semua rasa cinta di hati, karena ingin melindungi diri dari rasa sakit yang sama. Kamu merasa bisa dan mampu hidup sendiri, karena pendamping hanya akan meyakiti.
Tapi, suatu hari dia yang tertakdirkan akan datang dan membuatmu percaya lagi kok! Bersabarlah dan tetap jalani kehidupanmu sebaik mungkin ya sampai saat itu tiba.
Undangan pernikahan dari teman sejawat sudah menyapamu setiap minggu.
Selain menekuni hobi dan jalan-jalan, kondangan juga jadi agenda wajib
di akhir pekan. Kamu akan datang ke acara seremoni pernikahan mereka,
mengucap selamat dan jadi saksi babak baru hidup yang akan segera
dimulai.
Dalam hati, kamu akan bertanya: “Apakah kamu siap mengambil langkah besar yang sama dalam waktu dekat?”.
Dulu postingan di media sosial sebatas lagi makan dimana atau
mendengarkan musik apa. Sekarang, semua berubah. Isi lini masa media
sosialmu dipenuhi foto pernikahan si X, si V yang cerita soal kehamilan
atau foto anak si Y yang baru lahir. Kalau kamu sudah menikah dan
menanti anak, hal ini akan terasa natural saja bagimu.
Tapi kalau kamu masih melajang maka kamu akan merasa….tua. Dan bertanya-tanya: “Mereka yang terlalu cepat mengambil langkah, atau aku yang tertinggal?”.
Ada kalanya kamu akan kehilangan teman, karena sudah tidak lagi
sering berhubungan. Kamu akhirnya sadar bahwa hubungan pertemanan butuh
usaha dari semua pihak. Dan memang, ada beberapa ikatan yang
tertakdirkan longgar lalu hilang.
Kamu mulai tahu bahwa tidak ada perkawanan yang layak diperlakukan seenaknya. Secara rutin kamu akan menanyakan kabar teman-temanmu, menyapa mereka ditengah kesibukanmu.
Momen besar juga akan terjadi dalam kehidupanmu. Ketika anggota keluarga yang kamu kasihi harus pergi selamanya dari hidupmu. Kamu akan jatuh, sedih, tapi pada ujungnya sadar: keluarga pantas jadi prioritasmu nomor 1, sebelum kamu kecewa karena mereka pergi lebih dulu.
Sudah tidak ada lagi drama-drama nggak penting dalam hidupmu. Semakin
dewasa, kamu belajar menghadapi semuanya dengan kepala dingin.
Rasionalitas mengalahkan emosi dan egoisme. Hidupmu sudah cukup
melelahkan dengan segala rutinitasnya, kamu cuma ingin punya hidup yang
tenang dan terkendali.
Kamu tidak lagi keras kepala atas apa yang kamu mau. Jika dulu kamu
akan ngotot sampai keinginanmu terpenuhi, sekarang kamu akan lebih
menerima jika ada hal yang tidak berjalan sesuai rencanamu. Kamu yakin,
bahwa ada hal-hal yang memang tertakdirkan dan pasti terjadi.
Sementara beberapa hal lain, yang tidak tertakdirkan, sepatutnya diikhlaskan saja. Kamu mulai mempercayai kekuatan besar diluar dirimu yang jadi penentu penting kemana hidupmu akan berjalan. Demi menciptakan ketenangan dalam dirimu, kamu akan mendekatkan diri pada Sang Maha Besar itu lewat berbagai cara.
Nah, itu tadi hal-hal yang berubah dalam kehidupan seseorang saat usianya mencapai 20-an. Sesuai atau tidak dengan kehidupan yang sedang kamu jalani saat ini?
Sumber: http://www.hipwee.com/inspirasi/anak-muda-umur-20-pasti-mengalami-ini-kalau-kamu/
Kedewasaan memang membawa banyak perubahan. Apa saja sih yang biasanya terjadi dan merubah hidup seseorang pada usia 20-an?
1. Jadi Pejuang Skripsi
Lembur mengerjakan skripsi via heruwibowo90.wordpress.com
Kamu akan mencari hal apa yang paling kamu senangi, mendalami pemahanmu terhadap hal tersebut, mempertahankan pendapatmu di hadapan dosen pembimbing dan penguji.
Dalam proses pengerjaan skripsi kamu akan tahu arti kerja keras dan keuletan. Tidak jarang pekerjaanmu kelak juga akan berhubungan dengan tema skripsi yang kamu tulis.
2. Melihat Temanmu Lulus Lebih Dulu Kemudian Pindah
Teman-teman sepermainanmu bisa lulus duluan via richanworld.blogspot.com
Walau biasanya main sama-sama, akhirnya kamu sadar bahwa kamu dan dia punya impian masing-masing yang harus dikejar. Dengan berpisah secara fisik kamu juga akan memahami bahwa ikatan pertemanan tidak akan selesai hanya karena tidak lagi satu kota. Walaupun jauh, kalian akan tetap jadi tiang penopang bagi sahabat yang membutuhkan dukungan.
3. Akhirnya……..Giliranmu Lulus Kuliah
Lulus kuliah dan membahagiakan orang tua via alvinfauzie.com
Di hari kelulusan kamu akan sadar bahwa kebahagiaan orang tua ternyata hanya terletak pada kesuksesanmu. Kamu hanya harus berusaha sebaik mungkin dalam tiap sisi kehidupan agar bisa membanggakan mereka. Selama kamu sukses dan berjalan lurus, mereka tidak akan ribut menuntutmu apa-apa.
Setelah momen ini pula kamu akan menghadapi kenyataan hidup yang sesungguhnya.
4. Mulai Mencari Pekerjaan
Getol ikut job-fair via tokyogirlsupdate.com
Pencapaianmu semasa kuliah rasanya sudah jauh tertinggal di belakang. Kamu harus membangun kepercayaan diri baru untuk bersaing dengan pencari kerja lain. Ditengah kesibukan membuat lamaran dan CV yang representatif, kamu akan menggali ulang seluruh kemampuan yang selama ini dimiliki tapi belum ditunjukkan dengan maksimal.
5. Merasakan Gak Enaknya Jadi Pengangguran
Menganggur, selo di rumah via www.brightsidelive.com
Di titik ini kamu akan belajar bahwa kamu bukanlah apa-apa. Kemampuanmu belum seberapa dibanding orang lain diluar sana yang juga sedang mencari pekerjaan. Kamu akan merasakan pahitnya ditolak perusahaan impian, gagal di tes pertama MNC yang kamu idamkan – kamu akan mempertanyakan kemampuanmu sendiri.
Saat kamu merutuki nasib dan berharap dapat pekerjaan apa saja agar tidak menganggur itulah kamu diuji sebagai manusia dewasa, sampai sejauh mana kamu berkemauan memperjuangkan hidup?
6. Belajar Mendamaikan Idealisme dan Kenyataan
Kamu akhirnya sadar kalau idealisme juga harus dikompromikan via ism-global.net
Di usia 20-an akan banyak pelajaran hidup yang kamu dapatkan soal idealisme dan kenyataan. Kamu akan belajar berdamai dengan diri sendiri, saat idealisme yang selama ini kamu yakini tidak bisa diterapkan di kehidupan nyata. Kamu akan mengerti bahwa orang yang tidak bisa mengikuti idealismenya bukan berarti munafik.
Mereka yang terpaksa meninggalkan idealismenya bisa jadi sedang menghadapi ujian terberat dalam kehidupan mereka. Dan tidak sepantasnya kamu menghakimi.
7. Dapat Pekerjaan Pertama
Akhirnya dapat pekerjaan pertama via www.japantimes.co.jp
Namun ada juga yang terbengong-bengong karena ternyata dunia kerja tidak seindah yang dibayangkan. Pekerjaan yang kamu dapatkan ternyata tidak menantang, kamu hanya duduk di depan komputer sepanjang waktu untuk mengerjakan tugas administratif. Hatimu berontak, kamu merasa hidup harus dijalani lebih dari sekedar kena macet-sibuk-menua-lalu mati.
Untuk beberapa waktu kamu akan menangguhkan diri untuk menjalani pekerjaan yang tidak sesuai hati nurani, sebelum mengatur strategi untuk mencari yang lebih pas di hati. Atau bagi kamu yang sudah mendapatkan pekerjaan yang cocok, hari-harimu akan dipenuhi upaya untuk terus memberikan yang terbaik.
8. Tinggal Sendiri dan Mandiri Secara Finansial
Berlatih untuk tinggal sendiri via dormdesign.tumblr.com
Bukan cuma kebebasan dari segala aturan rumah yang dicari. Dorongan untuk mulai belajar hidup sendiri sudah terlalu kuat untuk diabaikan. Kamu akan mulai menyesuaikan gaya hidupmu dengan pendapatanmu, berusaha mengatur uang sedemikian rupa sehingga kamu bisa bertahan sampai akhir bulan.
Kamu mulai belajar hidup diatas kakimu sendiri, tanpa sokongan finansial dari orang tua yang mencintaimu.
9. Mulai Berpikir Untuk Komitmen Jangka Panjang
Main-main dalam hubungan cinta tidak lagi penting via www.georgeherald.com
Hubungan romantis yang cuma buat senang-senang aja tiba-tiba tidak lagi relevan dimatamu. Kamu akhirnya sadar kalau yang kamu butuhkan cuma partner untuk membangun hidup bersama.
Dia yang bisa diajak berdiskusi ketika ada masalah, dia yang cukup konsisten untuk terus ada dalam hidupmu yang tidak sempurna, dia yang punya semangat untuk membangun masa depan yang lebih berdua.Kamu akan terbengong-bengong menyadari betapa pola pikirmu berubah selepas kuliah. Dulu mikir nikah aja males, eh sekarang malah ingin segera punya komitmen pasti.
10. Kamu Mulai Memperhatikan Kesehatan
Olahraga jadi kegiatan wajibmu via dunialari.com
Sepatu lari, iuran keanggotaan gym sampai gabung di klub pilates dan martial arts jadi pengeluaran yang wajar untukmu. Beli gadget baru bisa menunggu, tapi kesehatan harus tetap jadi nomor satu.
11. Mulai Belajar Mengatur Uang Dan Berinvestasi
Kopi overprice sudah di luar budget-mu via athreeller.com
Demi tercukupinya kebutuhan, kamu akan menyesuaikan gaya hidup dengan penghasilanmu. Kamu mulai berhitung dengan cermat berapa pengeluaranmu untuk makan, kos dan kebutuhan domestik bulanan. Kalau ada sisa baru deh bisa digunakan untuk kebutuhan tersier.
Investasi juga mulai jadi kebutuhan yang masuk ke prioritasmu. Kamu mulai mempertimbangkan, “Ikut reksadana, investasi valas atau saham ya?”. Jika mau tahu investasi apa yang cocok buat anak muda baca “10 Cara Biar Kamu Bisa Kaya Di Usia Muda”.
12. Bro, Ternyata Cari Uang Itu Susah Ya Bro!
Cari uang itu susah via tokiotours.wordpress.com
Pengalaman kerja selama ini membuatmu jadi pribadi yang lebih bijak mengatur uang. Kalau untuk mendapatkannya kamu perlu berdarah-darah, sepatutnya uang yang kamu hasilkan digunakan untuk hal yang lebih berharga dari sekedar hura-hura kan?
13. Belajar Hidup Sesuai Kemampuanmu
Gaya hidupmu disesuaikan dengan kemampuan via taobaoshop64.blogspot.com
Di usia ini kamu akhirnya sadar bahwa bisa hidup berkecukupan sudah pantas disyukuri. Kamu tidak lagi perlu mempertontonkan kekayaanmu, justru kamu ingin belajar untuk hidup bersahaja dan memberikan banyak kemanfaatan bagi sesama.
14. Menekuni Hobi dan Ingin Berkembang Sebagai Pribadi
Menekuni hobi yang benar-benar kamu sukai via www.lolcat.zut.edu.pl
Mungkin kamu ikut kumpul-kumpul penulis, bergabung di klub fotografi, atau join di komunitas penyuka kartu pos atau bahkan ambil S2. Kamu sadar bahwa inilah waktunya menemukan dirimu yang sesungguhnya. Saat kamu sudah punya penghasilan sendiri dan tanggung jawab pendidikan sudah selesai, maka kamu benar-benar bisa mengeksplor keinginanmu yang belum terwujud.
15. Patah Hati Sampai Tidak Lagi Percaya Cinta
Patah hati parah sampai lupa rasanya jatuh cinta via www.merdeka.com
Sakitnya patah hati akan membuatmu memandang hubungan romatis dengan pahit. Kamu memilih untuk meredam semua rasa cinta di hati, karena ingin melindungi diri dari rasa sakit yang sama. Kamu merasa bisa dan mampu hidup sendiri, karena pendamping hanya akan meyakiti.
Tapi, suatu hari dia yang tertakdirkan akan datang dan membuatmu percaya lagi kok! Bersabarlah dan tetap jalani kehidupanmu sebaik mungkin ya sampai saat itu tiba.
16. Satu Persatu, Teman-Temanmu Mulai Menikah
Banyak temanmu mulai menikah via exposuraphoto.blogspot.com
Dalam hati, kamu akan bertanya: “Apakah kamu siap mengambil langkah besar yang sama dalam waktu dekat?”.
17. Postingan Facebook dan Path Dipenuhi Foto Pernikahan, Cerita Kehamilan dan Foto Bayi
Foto tentang kehamilan memenuhi media sosial via christymwong.wordpress.com
Tapi kalau kamu masih melajang maka kamu akan merasa….tua. Dan bertanya-tanya: “Mereka yang terlalu cepat mengambil langkah, atau aku yang tertinggal?”.
18. Ditinggalkan Teman dan Keluarga Tercinta
Pedih kehilangan keluarga tercinta via resep-kuliner-terbaik.blogspot.com
Kamu mulai tahu bahwa tidak ada perkawanan yang layak diperlakukan seenaknya. Secara rutin kamu akan menanyakan kabar teman-temanmu, menyapa mereka ditengah kesibukanmu.
Momen besar juga akan terjadi dalam kehidupanmu. Ketika anggota keluarga yang kamu kasihi harus pergi selamanya dari hidupmu. Kamu akan jatuh, sedih, tapi pada ujungnya sadar: keluarga pantas jadi prioritasmu nomor 1, sebelum kamu kecewa karena mereka pergi lebih dulu.
19. Perlahan, Semua Pengalaman Merubahmu Jadi Pribadi yang Lebih Tenang
Kamu berubah jadi lebih tenang via 500px.com
20. Pada Akhirnya Kamu Belajar Tentang Hal yang Tertakdirkan
Beberapa hal memang sudah tertakdirkan via naluritafani.blogspot.com
Sementara beberapa hal lain, yang tidak tertakdirkan, sepatutnya diikhlaskan saja. Kamu mulai mempercayai kekuatan besar diluar dirimu yang jadi penentu penting kemana hidupmu akan berjalan. Demi menciptakan ketenangan dalam dirimu, kamu akan mendekatkan diri pada Sang Maha Besar itu lewat berbagai cara.
Nah, itu tadi hal-hal yang berubah dalam kehidupan seseorang saat usianya mencapai 20-an. Sesuai atau tidak dengan kehidupan yang sedang kamu jalani saat ini?
Sumber: http://www.hipwee.com/inspirasi/anak-muda-umur-20-pasti-mengalami-ini-kalau-kamu/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar