Dalam
sebuah hadis disebutkan, Rasulullah saw. bersabda, “Tiga golongan yang
tidak akan diajak bicara oleh Allah pada hari kiamat kelak, serta tidak
akan dipandang-Nya, dan tidak pula disucikan-Nya, yaitu orang yang
mengulurkan kainnnya, orang yang suka mengungkit-ungkit kebaikannya dan
orang yang menjual dagangannya dengan sumpah palsu.” (HR Muslim, Abu
Dawud, Tirmidzi, dan Nasai dari Abu Dzar al- Ghifari).
Dalam sebuah hadis yang lain disebutkan, “Tiga golongan yang tidak akan masuk surga; orang yang durhaka kepada ibu bapaknya, orang yang terus menerus minum arak, dan orang yang suka menungkit-ungkit pemberiannya.”
Dalam hadis lain disebutkan, “Tidak akan masuk surga orang yang memperdaya, orang yang kikir, dan orang yang suka mengungkit-ungkit pemberian.” (HR Ahmad)
Rasulullah saw. bersabda, “Jauhilah mengungkit-ungkit kebaikan, sebab ia akan membatalkan rasa syukur dan menghapuskan pahala.” Lalu Rasulullah membacakan ayat, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima).”
Suatu hari Ibnu Sirrin mendengar seseorang berkata kepada temannya, “Aku sudah berbuat baik kepadamu, aku sudah melakukan ini dan itu.” Maka, Ibnu Sirrin menegurnya dan berkata, “Hai diamlah! Tidak ada kebaikan dalam amal kebajikanmu jika ia disebut-sebut!”
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima).” (Al-Baqarah: 264)
Al-Wahidy berkata, “Maksudnya adalah menyebut-nyebut apa yang sudah diberikan.”
Al-Kalby berkata, “Menyebut-nyebut sedekahnya kepada Allah dan menyakiti perasaan orang yang menerimanya.”
Sebagian ulama berkata, “Barang siapa mengungkit-ungkit kebaikannya, ia bukan termasuk orang yang bersyukur dan barang siapa merasa bangga dengan amalnya, pahalanya menjadi terhapus.” Wallahu a’lam bish showab
Dalam sebuah hadis yang lain disebutkan, “Tiga golongan yang tidak akan masuk surga; orang yang durhaka kepada ibu bapaknya, orang yang terus menerus minum arak, dan orang yang suka menungkit-ungkit pemberiannya.”
Dalam hadis lain disebutkan, “Tidak akan masuk surga orang yang memperdaya, orang yang kikir, dan orang yang suka mengungkit-ungkit pemberian.” (HR Ahmad)
Rasulullah saw. bersabda, “Jauhilah mengungkit-ungkit kebaikan, sebab ia akan membatalkan rasa syukur dan menghapuskan pahala.” Lalu Rasulullah membacakan ayat, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima).”
Suatu hari Ibnu Sirrin mendengar seseorang berkata kepada temannya, “Aku sudah berbuat baik kepadamu, aku sudah melakukan ini dan itu.” Maka, Ibnu Sirrin menegurnya dan berkata, “Hai diamlah! Tidak ada kebaikan dalam amal kebajikanmu jika ia disebut-sebut!”
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima).” (Al-Baqarah: 264)
Al-Wahidy berkata, “Maksudnya adalah menyebut-nyebut apa yang sudah diberikan.”
Al-Kalby berkata, “Menyebut-nyebut sedekahnya kepada Allah dan menyakiti perasaan orang yang menerimanya.”
Sebagian ulama berkata, “Barang siapa mengungkit-ungkit kebaikannya, ia bukan termasuk orang yang bersyukur dan barang siapa merasa bangga dengan amalnya, pahalanya menjadi terhapus.” Wallahu a’lam bish showab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar